12 Februari 2009

Download Qasidah Ahbabul Musthofa

Ahbabul Musthofa



Selengkapnya…

11 Februari 2009

Koleksi Qasa'id

Koleksi Qasa'id
Salah satu amalan yang mampu mengangkat derajat seseorang di dunia dan akhirat adalah selalu memperbanyak membaca shalawat kepada Baginda Rasulullah SAW. Apapun bentuknya shalawat itu, baik berupa natsar (narasi) maupun sya'ir, akan mampu memberikan pengaruh positif terhadap perjalanan hidupnya.

Saya pribadi memiliki banyak koleksi lagu-lagu qasidah, baik yang qasidah al-banjari, al-yamani, al-mishri, al-hadrami dan lain sebagainya. Bentuknya juga macam-macam, baik MP3 atau yang lainnya. Lagu-lagu tersebut langsung bisa didownload dari blog saya dengan mudah.
Untuk sementara ini, hanya ada beberapa lagu saja yang baru saya masukkan dalam blog. Tunggu beberapa waktu kemudian. Insya Allah Blog ini penuh dengan lagu-lagu qasidah dalam rangka bershalawat kepada Baginda Rasulullah SAW.
Selengkapnya…

07 Februari 2009

METODE DAN PENDEKATAN DALAM BAHASA ARAB

METODE DAN PENDEKATAN DALAM BAHASA ARAB
oleh : Faruq Baharudin


Suatu ketika Pak Faiz mengajar bahasa Arab di kelas 7B MTs. Kebetulan siswa-siswi di kelas itu berbeda dengan siswa-siswi di kelas 7A yang kebanyakan memiliki latar belakang Madrasah Ibtida’iyah. Sementara siswa kelas 7B banyak memiliki latar belakang dari Sekolah Dasar yang notabene tidak diajarkan bahasa Arab dan kemampuan belajarnya lebih rendah dari siswa kelas 7A. Ternyata ketika mengajar 7B, pendekatan dan metode yang digunakan Pak Faiz tidak begitu berbeda dengan pendekatan dan metode yang digunakan ketika mengajar kelas 7A. Dia menganggap semua pendekatan dan metode itu sama. Semuanya bisa diterapkan kepada siapapun. Walhasil, siswa kelas 7A mampu menyerap semua apa yang disampaikan oleh Pak Faiz. Sementara, siswa 7B banyak yang masih kurang paham dengan apa yang disampaikan Pak Faiz.


Dalam proses belajar mengajar, sering kali kita menggunakan metode tertentu yang kurang atau tidak cocok dengan isi dan tujuan pengajaran. Akibatnya, hasilnya tidak sesuai dengan apa yang diharapkan, bahkan mungkin merugikan semua pihak terutama pihak siswa dan keluarganya, meskipun rata-rata mereka tidak menyadari hal itu. Di sinilah letak pentingnya mengapa pendekatan dan metode yang akan digunakan harus ditentukan dahulu sebelum melakukan proses belajar mengajar agar bisa berjalan dengan lancar dan dapat mencapai tujuan pembelajaran. Untuk menunjang hal tersebut, tentunya kita harus menyesuaikan antara pendekatan dan metode yang akan dilakukan dengan tujuan pembelajaran dan sifat materi yang akan menjadi objek pembelajaran.

Guru yang memiliki pendekatan dan metode yang variatif dalam pengajarannya serta ditunjang dengan pengalaman mengajar yang sudah lama, maka dia memiliki peluang besar untuk menciptakan sebuah proses belajar mengajar yang sukses. Setiap pendekatan dan metode yang digunakan disesuaikan dengan materi pelajaran dan latar belakang siswa yang diajar. Sebelum mengajar, dia sudah merencanakan dengan baik, pendekatan dan metode apa yang harus digunakan. Dia berusaha mencari tahu, sudah seberapa jauh, siswa-siswinya menguasai palajaran bahasa Arab pada jenjang sebelumnya.


Selengkapnya…

TRIK PEMBELAJARAN BAHASA ARAB YANG MENYENANGKAN

TRIK PEMBELAJARAN BAHASA ARAB YANG MENYENANGKAN
oleh : Faruq Baharudin


Ketika Zama ditanya, “Manakah yang paling mudah? Belajar Bahasa Arab atau Bahasa Inggris. Dia menjawab, “Yang paling mudah adalah Bahasa Inggris”.
Ketika Farhan ditanya, ”Kamu lebih suka mana, lagu-lagu Arab atau Barat? Barat, begitu kata Farhan dengan nada sewot.
Ketika Nauval ditanya, “Di antara pelajaran-pelajaran di sekolahmu, mana kira-kira yang paling kamu anggap sulit? Apa jawab Nauval? Jelas Bahasa Arab sulit pooool !!!
Sementara, Ulil ketika ditanya, ”Kenapa nilai kamu yang tertinggi Bahasa Arab, bukan Bahasa Inggris, bukan Bahasa Indonesia atau yang lain? Apa jawab Ulil? Bahasa Arab gampang, tidak sulit, enak, mengasyikkan, gurunya hmmm ...
Pernahkah kita melihat fenomena seperti ini?
Pernahkah kita menerima jawaban anak-anak semacam ini?
Sungguh ironis. Jawaban-jawaban yang membuat hati kita trenyuh.
Dari 4 jawaban, hanya 1 jawaban yang memberikan semangat untuk belajar dan mengajar Bahasa Arab. Sedangkan 3 lainnya menunjukkan sikap acuh, ogah dan wegah.

Kita paham Bahasa Arab. Mulai dari huruf-hurufnya, kata-katanya, kalimat-kalimatnya, struktur kalimatnya, sampai dengan tingkatan sastranya. Dalam kehidupan kita pun juga demikian. Banyak suara-suara yang berbau arab-araban yang masuk telinga kita. Banyak tulisan-tulisan arab yang kita baca. Banyak istilah-istilah arab yang kita baca. Mulai dari adzan, bacaan shalat, dzikir, doa, gambar-gambar kaligrafi dan lain sebagainya.
Akan tetapi, mengapa orang-orang yang ada dalam bimbingan kita merasa tidak seperti kita yang tidak sulit belajar Bahasa Arab? Mereka masih menganggap bahasa Arab adalah sesuatu yang asing.

Mengapa kita merasa sulit untuk mentransfer ilmu kita kepada mereka?
Mengapa kita masih selalu bertahan menggunakan cara lama sebagaimana cara yang digunakan guru kita saat mengajar kita, sementara orang-orang yang berada di bawah bimbingan kita sudah tidak seperti kita?

Mengapa kita masih belum berani untuk mencoba metode baru?
Itulah pertanyaan-pertanyaan yang selalu muncul dalam pikiran kita dan selalu membuat kita merasa bahwa pelajaran Bahasa Arab adalah hanyalah sebuah pelajaran. Tidak ada bedanya dengan pelajaran lain. Tidak memiliki keistimewaan apapun. Tidak ada memiliki kekhususan apapun. Bahkan masih banyak lagi negative thingking, eh su’udzdzon (ko’ jadi ikut-ikutan bahasa Inggris?) kita pada bahasa Arab, gara-gara kita merasa sulit mengajar Bahasa Arab.
Sebenarnya mudah dalam mengajarkan bahasa Arab kepada orang lain. Yang penting kita mau berusaha bagaimana agar anak didik kita menjadi seperti kita. Ada beberapa trik jitu dalam mengajar Bahasa Arab, antara lain :

1. Performance
Sudah menjadi rahasia umum, jika penampilan merupakan faktor penting yang pertama dalam pembelajaran. Bukan hanya pelajaran Bahasa Arab, akan tetapi juga pelajaran-pelajaran lain. Hal ini merupakan ”pandangan pertama” bagi seorang siswa kepada gurunya. Ketika pertama kali siswa melihat gurunya dalam kondisi yang menyenangkan untuk dilihat, memakai pakaian yang layak, rapi dan selalu tampil prima di depan kelas dan senantiasa memasang senyum yang indah, maka ketika itulah muncul benih-benih cinta terhadap pelajaran yang akan disampaikannya. Siswa akan selalu siap dalam kondisi menerima pelajaran, merasa senang ketika diajar, merasa rindu jika tidak diajar dan jika merasa esensi pelajaran memang sulit, dia akan tetap mengatakan mudah.
Sementara, jika penampilan bukan segala-galanya, mengajar dengan acuh tak acuh, memakai pakaian ala kadarnya, tidak rapi, kondisi sehat tapi tidak berusaha tampil prima dan selalu memasang tampang yang kurang menyenangkan, maka saat itulah rasa suka siswa kepada pelajaran yang akan diajarkan menjadi hilang. Seberapapun mudahnya esensi pelajaran, akan tetapi jika tidak diimbangi dengan penampilan guru yang selayaknya, maka hal ini akan memberikan pengaruh negatif kepada siswa. Semakin lama dia akan semakin tidak tertarik pada pelajaran yang disampaikannya.
Penampilan, meskipun bukan satu-satunya trik jitu, akan tetapi setidak-tidaknya menjadi nilai tambah untuk menarik perhatian siswa agar lebih serius ketika menerima pelajaran.

2. Moderat
Di sinilah letak pentingnya kita memiliki sikap moderat. Sebuah sikap yang selalu berada di tengah. Tidak terlalu ke kanan atau ke kiri. Tidak terlalu keras atau pun lunak. Bukan pemarah ataupun penyabar. Semuanya kita setting sesuai dengan situasi dan kondisinya.
Ketika menghadapi siswa yang merasa kesulitan menerima pelajaran, maka yang harus kita kedepankan bukan pemarah, tapi penyabar. Kita bimbing pelan-pelan, kita munculkan rasa senang kepada pelajaran, kita sampaikan bahwa Bahasa Arab adalah pelajaran yang mudah, tidak sulit dan lain sebagainya

3. Memahami diri sendiri
Memahami diri sendiri adalah sebuah hal yang harus kita lakukan sebelum memahami orang lain. Orang tidak akan mampu memahami orang lain jika dia tidak mampu memahami dirinya sendiri. Kita harus paham bahwa masa kita dahulu tidak sama dengan masa siswa kita sekarang. Dengan demikian, kita paham perbedaan di antara kita dengan siswa. Kita tidak bisa memaksa orang lain agar mejadi oarang yang sama dengan kita. Kita lihat mereka, kemudian kita sampaikan sesuai dengan keadaan mereka, bukan seseuai dengan keadaan kita

4. Memahami siswa
Di dalam kelas yang isinya kurang lebih sekitar 35 orang, kita akan melihat berbagai macam karakter anak. Ada yang pintar, bodoh, rajin, malas, mudah memahami, sulit menerima dan lain sebagainya. Semuanya harus kita pahami sebagai satu hal yang sudah biasa. Kita harus menyadari bahwa tidak akan membuat sebuah perubahan jika apa yang kita hadapi hanyalah yang bersifat stagnan. Kita tidak akan kreatif, jika apa yang ada di depan kita bukan sebuah tantangan. Kita tidak akan inovatif, jika siswa yang kita ajar adalah siswa-siswa yang cerdas semua.

5. Tulisan
Bahasa Arab memiliki sebuah karakter yang spesifik. Ditinjau dari segi seni, karakter tulisan bahasa Arab memiliki nilai seni yang tinggi. Kaidah menulis Arab (khot) yang dikuasai oleh seorang guru akan memberikan kesan yang mendalam bagi seorang siswa. Siswa akan mengatakan, ”Betapa indahnya tulisan guruku, betapa bagusnya, betapa tinggi nilai seni tulisannya dan lain-lain. Di sinilah letak pentingnya mengapa seorang guru Bahasa Arab disamping menguasai materi, dia juga harus mempelajari kaidah khot, bagaimana agar tulisannya bisa dibaca siswa, menarik perhatian siswa, membuat siswa ikut suka menulis bahasa Arab

6. Mengawali dengan hal-hal yang menarik
Dalam proses belajar dan mengajar bahasa Arab, mengawalinya dengan hal-hal yang menarik adalah faktor yang penting. Hal ini tidak berbeda jauh dengan faktor penampilan. Secara khusus, bahasa Arab harus diperkenalkan sebagai bahasa yang mudah, enak, menyenangkan dan komunikatif. Pelajaran pertama yang kita sampaikan harus pelajaran yang mudah dipahami dahulu oleh siswa. Siswa diperkenalkan dengan kosakata dasar yang tidak mudah berubah, seperti istilah kekerabatan, nama-nama bagian tubuh, kata ganti, kata kerja pokok dan kosakata lain yang mudah untuk dipelajari. Demikian juga dengan metode dan pendekatannya. Kita tidak boleh mengeluarkan kata-kata yang sementara waktu masih sulit dilafalkan oleh siswa. Hal ini sangat penting untuk dilakukan, demi mempertahankan rasa suka siswa terhadap pelajaran bahasa Arab.

7. Rencana
Sesuatu yang direncanakan, peluangnya lebih besar berhasilnya daripada yang tidak direncanakan. Dalam pembalajaran Bahasa Arab, rencana harus dipersiapkan dengan matang. Penjabaran Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD), Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Silabus sudah harus disiapkan sebelum mengajar. Tidak ketinggalan Rancangan Penilaian Hasil Belajar juga harus dipersiapkan. Semua ini dalam rangka agar guru merasa lebih nyaman ketika mengajar. Perkiraan-perkiraan yang akan terjadi dalam proses pengajaran sudah diprediksi sejak awal. Sehingga jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan, maka bisa diminimalisir sedini mungkin.


Selengkapnya…

Mengapa dengan Bahasa Arab ?

Bahasa Arab ? Pentingkah ?
oleh : Faruq Baharudin

Kita meyakini bahwa satu-satunya jalan yang dapat memberikan jaminan keselamatan bagi kita di dunia dan di akhirat adalah hanya mempelajari dan mengamalkan ajaran Al-Qur’an dan Hadits sesuai dengan apa yang diajarkan oleh Rasulullah SAW dan dipahami oleh para sahabatnya. Rasulullah SAW bersabda : “Aku tinggalkan sesuatu bersama kalian, jika kamu berpegang teguh padanya, kalian tidak akan tersesat selama-lamanya yaitu Kitabulloh dan Sunnahku” (HR. Muslim).


Dan Allah telah menjadikan bahasa Arab sebagai bahasa Al-Quran karena bahasa Arab adalah bahasa terbaik yang pernah ada. Dalam QS. Yusuf 2, Allah berfirman, “Sesungguhnya Kami telah jadikan Al-Quran dalam bahasa Arab supaya kalian memikirkannya”.
Oleh karena itu, kita tidak boleh ragu bahwasanya sudah selayaknya kita mencintai bahasa Arab dan berusaha menguasainya. Dalam QS. Asy Syu’ara 192 – 195 Allah berfirman, “Dan sesungguhnya Al-Quran ini benar-benar diturunkan oleh Pencipta Semesta Alam ,dia dibawa turun oleh Ar ruh Al-Amin (Jibril) ke dalam hatimu (Muhammad) agar kamu menjadi salah seorang di antara orang-orang yang memberi peringatan, dengan bahasa Arab yang jelas”(Asy Syu’ara:192-195).

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata, “Sesungguhnya ketika Allah menurunkan kitab-Nya dan menjadikan Rasul-Nya sebagai penyampai risalah (Al-Kitab) dan Al-Hikmah (As-Sunnah) serta menjadikan generasi awal agama ini berkomunikasi dengan bahasa Arab, maka tidak ada jalan lain dalam memahami dan mengetahui ajaran Islam kecuali dengan bahasa Arab. Oleh karena itu memahami bahasa Arab merupakan bagian dari agama. Keterbiasaan berkomunikasi dengan bahasa Arab mempermudah kaum muslimin memahami agama Alloh dan menegakkan syiar-syiar agama ini, serta memudahkan dalam mencontoh generasi awal dari kaum Muhajirin dan Anshar dalam keseluruhan perkara mereka.” (Iqtidho Shirotil Mustaqim:162)

Beliau juga berkata, “Dan sesungguhnya bahasa Arab itu sendiri bagian dari agama dan hukum mempelajarinya adalah wajib, karena memahami Al-Kitab dan As-Sunnah itu wajib dan keduanya tidaklah bisa dipahami kecuali dengan memahami bahasa Arab. Hal ini sesuai dengan kaidah di dalam ilmu ushul fiqh : apa yang tidak sempurna suatu kewajiban kecuali dengannya maka ia juga hukumnya wajib. Namun di sana ada bagian dari bahasa Arab yang wajib ‘ain dan ada yang wajib kifayah. Dan hal ini sesuai dengan apa yang diriwayatkan oleh Abu Bakar bin Abi Syaibah, dari Umar bin Yazid, beliau berkata : Umar bin Khoththob menulis kepada Abu Musa Al-Asy’ari (yang isinya) “…Pelajarilah As-Sunnah, pelajarilah bahasa Arab dan i’roblah Al-Quran karena Al-Quran itu berbahasa Arab.” Dan pada riwayat lain, beliau (Umar bin Khattab) berkata, “Pelajarilah bahasa Arab sesungguhnya ia termasuk bagian dari agama kalian, dan belajarlah ilmu faroid (ilmu waris) karena sesungguhnya ia termasuk bagian dari agama kalian.”(Iqtidho Shirotil Ibrohim] Mustaqim:207)

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa bahasa Arab adalah bahasa agama Islam dan bahasa Al-Quran, tidak akan dapat memahami Al Kitab dan As Sunnah dengan pemahaman yang benar dan selamat (dari penyelewengan) kecuali dengan bahasa Arab. Menyepelekan dan menggampangkan bahasa Arab akan mengakibatkan lemah dalam memahami agama serta jahil (bodoh) terhadap permasalahan agama.

Di negara kita, Bahasa Arab merupakan salah satu bahasa asing yang juga banyak dipelajari. Di sinilah letak pentingnya mengapa pengkajian bersama tentang pengajaran bahasa yang tepat bagi orang-orang yang bukan asli Arab harus selalu dilaksanakan. Kajian-kajian itu bias meliputi :
1. Bagaimana penerapan metode dan pendekatan pembelajaran bahasa Arab
2. Media apa yang diperlukan dalam pembelajaran bahasa arab
3. Bagaimana bentuk evaluasi yang tepat untuk pembelajaran bahasa arab.


Selengkapnya…

PEMBAGIAN RUKUN SHALAT

PEMBAGIAN RUKUN SHALAT
oleh : Faruq Baharudin

Seluruh rukun shalat terbagi menjadi 3, antara lain :
1. Rukun Af’alul Qalbi (perbuatan hati)

Rukun ini hanya ada 1, yaitu niat. Pelaksanaan niat harus dibersamakan dengan Takbiratul
Ihram. Dalam niat terdapat unsur-unsur yang harus ada disesuaikan dengan shalat yang
dikerjakan. Secara terperinci adalah sebagai berikut :

a. Shalat Fardlu sendirian[1] :
1. Qhosdu Fi’li (saya shalat)

2. Fardhiyyah (fardhu)
3. Ta’yin (nama shalat)
b. Shalat Fardlu berjama’ah
[2] :

1. Qhosdu Fi’li (saya shalat)
2. Fardhiyyah (fardhu)
3. Ta’yin (nama shalat)
4. Imaman (jika menjadi imam) atau Ma’muman jika menjadi (ma’mum)
c. Shalat Sunnah Rowatib
[3] :
1. Qhosdu Fi’li (saya shalat)
2. Ta’yin (nama shalat)
d. Shalat Sunnah Muthlaq
[4] :
1. Qhosdu Fi’li (saya shalat)

2. Rukun Qouliyyah (ucapan)
Adalah rukun yang diucapkan. Rukun ini ada 5 macam, antara lain :
a. Takbiratul Ihram
[5]
b. QS. Al-Fatihah di setiap raka’at
c. Tasyahud Akhir
d. Shalawat Nabi
e. Salam

Syarat Rukun Qauliyyah
1. Harus terdengar oleh telinga sendiri, kecuali jika tuli atau terganggu suara lain
2. Tidak mengurangi tasydid dan hurufnya
3. Harus mengeluarkan huruf-hurufnya sesuai dengan tempat keluarnya (makharijul huruf)
4. Tidak boleh merubah huruf yang menyebabkan perubahan makna
5. Tidak boleh merubah harakat yang menyebabkan perubahan makna
6. Harus terus-menerus di antara kaliamt-kalimatnya
7. Harus tertib di antara susunannya

3. Rukun Fi’liyyah (gerakan)
Adalah rukun yang dikerjakan oleh anggota tubuh. Rukun ini ada 8 macam, antara lain :
1. Berdiri
2. Ruku’ dengan tuma’ninahnya
3. I’tidal dengan tuma’ninahnya
4. Sujud awal dengan tuma’ninahnya
5. duduk di antara 2 sujud dengan tuma’ninahnya
6. Sujud kedua dengan tuma’ninahnya
7. Duduk tasyahud terakhir
8. Tertib

Syarat Rukun Fi’liyyah :
1. Hanya dapat dikerjakan jika rukun sebelumnya sudah sah
. Jika rukun sebelumnya belum

sah maka harus mengulang kembali, kecuali ma’mum[7].
2. Pada saat melakukan rukun ini, tidak boleh niat melakukan rukun apapun selain rukun
tersebut[8].

End Note :
[1] Jika kita shalat dhuhur, maka niat yang ada dalam dalam hati adalah saya niat shalat fardlu dhuhur, 4 raka’at, menghadap kiblat, tepat waktu, hanya kerena Allah SWT. Dari unsur-unsur tersebut, yang wajib ada adalah saya niat shalat fardlu Dhuhur. Sementara yang lainnya tidak harus diniatkan.
[2] Hanya menambah status kita menjadi imam atau ma’mum
[3] Tidak memerlukan kata-kata Sunnah. Jika kita shalat Ba’diyyah Maghrib, maka cukup dalam hati mengatakan saya shalat ba’diyyah Maghrib.
[4] Shalat sunnah yang tidak memiliki sebab yang mendahului atau mengakhiri. Dalam niatnya tidak diperlukan apapun kecuali hanya kata kata saya shalat. Hal ini sudah cukup.
[5] Imam Syibromulisi mengatakan diperbolehkannya memanjangkan lafadz Allah sampai dengan 14 harakat
[6] Jika sudah yakin bahwa ruku’nya sudah sah, maka boleh melakukan i’tidal, sampai seterusnya
[7] Jika ma’mum merasa ruku’nya belum sah, maka dia harus tetap mengikuti imam dan harus menambah 1 rakaat kembali setelah salam.
[8] Ketika hendak duduk di antara 2 sujud, tidak diperkenankan niat duduk tasyahud awal/akhir



Selengkapnya…

VALENTINE DAY

KASIH SAYANG ALLAH
oleh : Faruq Baharudin

Dalam sebuah hadits, Baginda Rasulullah SAW bersabda :


لا تجلسوا عند كل عالم إلا الذى يدعوكم من الخمس إلى الخمس : من الشك إلى اليقين ومن التكبر إلى التواضع ومن العداوة إلى النصيحة ومن الرياء إلى الإخلاص ومن الرغبة إلى الزهد

Kandungan hadits tersebut mengajak kita untuk melakukan hijrah dari 5 sikap ke 5 sikap yang lain. 1 di antara 5 sikap itu adalah pindah dari sikap ragu kepada sikap yakin. Dalam menjalani hidup dan kehidupan ini, kita harus yakin, mantap dan tidak ada keraguan sedikitpun tentang kebenaran ajaran agama kita, yaitu agama Islam. Islam adalah agama yang penuh dengan kasih sayang. Bahkan baginda Rasulullah SAW di utus oleh Allah dengan membawa misi Rohmatan Lil 'Alaamiin, rahmat untuk seluruh umat. Bukan satu, dua atau tiga umat, tapi seluruh umat di dunia ini. Bukan hanya pada jaman Nabi Muhmmad, para sahabat, tabi'in, tabi'it tabi'in dan para ulama setelahnya, tapi untuk sepanjang jaman sampai hari kiamat nanti.

Beliau memiliki sifat kasih sayang yang tiada banding besarnya. Kita sebagai umatnya, adalah umat yang paling diprioritaskan dalam perhatian kasih sayangnya. Betapa tidak, ketika beliau hendak meninggal dunia, yang beliau sebut adalah umatnya, umatnya dan umatnya.
Sehingga tidaklah heran jika Allah sendiri memberikan predikat yang sangat khusus kepada Nabi'nya. Beliau mendapat gelar "ar-Rohim". Dalam Al-Qur'an banyak sekali disebutkan kata-kata Ar-Rahim, yang notabene adalah sifat kasih sayang milik Allah. Namun kata "ar-Rohim" yang ada di QS. ... dikhususkan oleh Allah untuk hamba-Nya yang paling sempurna. Semoga Shalawat dan Salam tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW.

Kasih sayang bukanlah kata yang asing bagi kita sebagai umat Islam. Kita punya kewajiban untuk menerapkanya dan menebarkannya dimanapun kita berada dan kapanpun kita berada. Kita sampaikan kepada orang lain bahwa Islam adalah agama kasih sayang, agama yang penuh perhatian terhadap kesopanan, keindahan, kerukunan dan lain sebagainya. Kalau bukan orang Islam sendiri yang menerapkannya, maka ajaran kasih sayang akan di klaim oleh agama lain yang terkenal dengan ajaran Kasih Sayang.

Sejak 14 abad lebih, Baginda Rasulullah SAW telah mengajarkan hal ini kepada umatnya. Dalam kondisi perang misalnya, banyak aturan-aturan yang harus dipatuhi oleh setiap pelakunya. Tidak boleh membunuh wanita, anak-anak, orang yang sudah menyerah dan tidak mampu melawan. Tidak melakukan penyerangan lebih dahulu, kecuali jika telah diserang dahulu oleh lawan atau jika sudah terjadi kesepakatan. Itu semua telah dilakukan oleh para sahabat Nabi dibawah bimbingannya, sebagai bentuk perwujudan kasih sayang.

Setiap memasuki bulan Februari, seluruh manusia mengenal hari yang disebut dengan Valentine Day. Mulai dari yang remaja sampai yang dewasa bahkan sampai yang tua mengenal apa yang disebut dengan Valentine Day. Semua sepakat hari itu adalah hari Kasih Sayang, moment yang tepat untuk menumpahkan kasih sayang kepada orang yang yang dicintainya. Sebuah tradisi yang positif, ditinjau dari segi lahiriyahnya.

Namun, yang perlu diketahui adalah bahwasanya tradisi itu bukanlah tradisi ajaran Islam, melainkan tradisi orang-orang Barat untuk menghancurkan agama Islam dari dalam. Betapa tidak, momen-momen itu dijadikan kesempatan untuk melakukan tindakan yang membuat Allah murka. Banyak anak-anak muda, baik laki-laki atau perempuan mengklaim bahwasanya hari itu adalah hari yang pas untuk berbuat sesukanya, memberikan yang terbaik untuk teman spesialnya, bahkan sampai pada tingkatan yang paling parah, yaitu pesta dugem, minum-minuman keras, narkoba, free sex dan lain sebagainnya.

Ironis, sebuah kata yang tepat untuk kita ungkapkan ketika melihat kondisi negeri kita, Indonesia. Sebuah negara yang jumlah penduduk muslimnya terbanyak di dunia. Namun dari segi kualitas, amat sangat anjlok. Siapa yang mengira, ternyata pelaku-pelaku ma'siyat kebanyakan dari orang-orang yang mengaku muslim. Adegan-adegan kurang pantas yang ditayangkan di layar TV, ternyata banyak diperankan oleh orang-orang muslim. Ironis, ironis, amat sangat ironis dan tidak layak untuk negara yang jumlah pemeluk agama Islamnya terbesar di dunia.

Melihat seperti ini, sudah selayaknya kita sebagai orang tua memberikan nasehat yang baik untuk putra-putri kita. Betapa, Valentin Day adalah hari yang tidak memberikan pengaruh apapun buat kita. Kasih sayang tidaklah terbatas pada setiap tanggal 14 Februari saja, akan tetapi terus berlangsung sampai kapanpun dan dimana pun.

Baginda Rasulullah SAW bersabda:

ارحموا من فى الأرض يرحمكم من فى السماء

"Kasihanilah makhluq yang ada di bumi, niscaya engkau akan dikasihani oleh yang ada di langit".

Kasih sayang Allah adalah segala-galanya. Dengan rahmat-Nya itulah, maka kita bisa merasakan kenikmatan yang sangat besar. Mulai dari ujung rambut sampai ujung kaki, semuanya tidak ada yang bukan berasal dari Allah SWT. Sebuah nikmat yang tidak terhitung banyaknya. Kita harus bisa menggapainya.

Dalam QS. Al-Baqarah 218 Allah SWT berfirman :

إِنَّ الَّذِينَ آمَنُواْ وَالَّذِينَ هَاجَرُواْ وَجَاهَدُواْ فِي سَبِيلِ اللّهِ أُوْلَئِكَ يَرْجُونَ رَحْمَتَ اللّهِ وَاللّهُ غَفُورٌ رَّحِيمٌ

Sesungguhnya orang-orang yang telah beriman dan orang-orang yang berhijrah dan berjihad di jalan Allah, mereka itulah orang-orang yang mengharapkan rahmat Allah. Dan Allah adalah Dzat Yang Maka Pengampun lagi Maha Penyayang.

Selengkapnya…